
![]() |
Foto: Istimewa |
Hukum dan ijazah diperjual belikan seperti barang dagangan, hutang nya membengkak, katanya untuk bangun infrastruktur, padahal infrastruktur yang dibangun cuma pura-pura agar ada proyek untuk di korupsi, kata nya presiden nya sangat sederhana anti korupsi faktanya bohong besar.
Semua laga dan ucapanya hanya pencitraan belaka, berbanding terbalik dengan kenyataan nya alias bullshit. Korupsi berjamaah dari pegawai level terbawah sampai presiden nya, maklum namanya Pemerintahan Preet di Negeri para bedebah, jadi kalian mau apa?
Hutang nya segunung, sampai bingung bagaimana cara bayarnya, sehingga harus ngutang untuk bayar hutang, gali lubang tutup lubang, lucu nya Presiden nya disanjung-sanjung oleh lembaga survei abal-abal yg di bayar. Begitulah pemerintahan preet di Negeri para bedebah, rakyatnya cuma jadi obyek pelengkap penderita.
Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin, pidato nya membela rakyat tapi menindas rakyat yang kritis, serta anti intelektual, seolah-olah clean Government tapi ngutang diam-diam, revisi Undang-undang diam-diam, tidak melibatkan civil society, dengan bangga teriak anti korupsi, tapi lembaga anti rasuah nya dilemahkan, denga percaya diri teriak Demokrasi, bukti nya semua partai di ajak koalisi, mana ada Negara demokrasi tanpa oposisi, persetan dengan rakyat? namanya juga pemerintahan preet di negeri para bedebah.
Cukong-cukong mafia berkelindan dengan kekuasaan, mengendalikan pemerintahan. menempatkan kaki tangannya, untuk di usung jadi pejabat, sehingga siapa pun yang terpilih yang menang ya cukong-cukong mafia itu juga. All the cukong man. Itu namanya kleptokrasi om bukan demokrasi, emang gue pikirin jawabnya. Ya begitulah pemerintahan Preet di Negeri para bedebah.
Disana, di Negeri para bedebah, Narkoba dijual seperti kacang goreng, padahal aparat penegak hukum kelas rendah nya tiap hari memberantas bandar-bandar kelas teri. Sehingga penjara-penjara nya penuh sesak oleh kasus narkoba kelakuan bandar-bandar kecil. Lha Bandar besar nya kemana?
Bandar besar nya dibiarkan lenggang kangkung, sambil ketawa-ketiwi minum kopi dengan aparat berseragam dg atribut bintang-bintang di pundak. Tak terkecuali Judi online, yang ditangkap operator-operator jongos para Bandar, sedangkan bandar besar nya, tertawa terbahak-bahak bersama si bintang-bintang itu juga. Jadi sampeyan bisa apa ? Wong namanya pemerintahan preet di Negeri para bedebah.
Yang paling gila, Kalau mau jadi pejabat tidak perlu rekam jejak dan sekolah tinggi-tinggi, yang penting punya uang banyak, atau ada cukong yang mau jadi bohir. Ketum-ketum partai gampang diatur, siapkan uang berkoper koper, agar mata nya hijau. Langsung Siap mengusung kacung dengan no urut 1. baik eksekutif, legislatif, dari tingkat 1, 2 dan nasional.
Begitupun Ketua KPU yang anu nya celamitan jangan lupa Disumpel duit bergepok-gepok agar mata nya rabun, sehingga mudah di cucuk hidung nya. biar kepala atas dan bawah nya yg celamitan Manut-manut juga. Sehinga mudah diatur sesuai selera cukong. Walhasil, calon berbekal ijazah palsu dan IQ lebih tinggi sedikit dari kerbau pun akan di loloskan untuk ikut kontestasi jadi penguasa.
Selanjutnya Rekrut buzzer-buzzer untuk pencitraan si kacung yang mau di usung, seolah-olah satria piningit titisan dewa yang jujur dan sederhana. Yang cuma bisa nya blusukan tebar pesona, SKSD PALAPA (Sok Kenal, Sok Dekat, padahal nga tau apa-apa)
Tepat pada hari pemilihan umum tebar uang dan Bansos ke konstituen agar memilih si kacung yang mau di usung, bayar petugas KPUD dari tingkat RT sampai ke atas dst, untuk beli suara sambil kerahkan Aparat desa dibantu wereng coklat, lalu penghitungan suara nya manipulasi saja. Agar Pasti menang. Setelah itu, sujud syukur kepada Setan, namanya juga pemerintahan preet di negeri para bedebah.
Semua cerita tersebut diatas adalah khayalan belaka, tidak bermaksud untuk mendeskriditkan pihak manapun, jika ada kesamaan peristiwa, merupakan kebetulan saja. Semoga tidak terjadi di Indonesia negara yang kita cintai bersama, mudah-mudahan Indonesia akan menjadi negara gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo di kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Yus Dharman,SH.,MM ,M.Kn
(Advokat/Ketua Dewan Pengawas FAPRI (Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia)