Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Pengamat Kritik Gaya Kepemimpinan Bupati Situbondo Dinilai Merusak Pendidikan Politik

Suara Perubahan
15 Agu 2024, 10:21 WIB Last Updated 2024-08-15T03:21:46Z
iklan

bupati situbondo
Sumber: Istimewa
SUARAPERUBAHAN.COM, POLITIK - Gaya kepemimpinan Bupati Situbondo Karna Suswandi kembali menjadi sorotan publik. Pengamat politik menilai bahwa cara memimpin yang cenderung otoriter dan provokatif dapat merusak iklim pendidikan politik serta menghambat proses pendewasaan demokrasi di Kabupaten Situbondo.


Nurul Fata, pengamat politik, Political Management Strategic (Polmas) Jakarta menyatakan gaya kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Bupati Karna sangat buruk. Menurutnya, alih-alih menjadi panutan, Bupati Karna justru memberikan contoh yang kurang baik bagi masyarakat, terutama generasi muda.


“Tindakan-tindakan yang berbau otoriter dan provokatif hanya akan memperuncing polarisasi dan mengacaukan pendidikan politik di Situbondo," jelas Fata (04/08).


Fata pun mengkritik keras gaya kepemimpinan Bupati Karna. Menurutnya, kebiasaan Bupati Karna sering melontarkan pernyataan yang angkuh, provokatif, dan bahkan mengandung ancaman dapat menghambat proses pendewasaan demokrasi di Situbondo.


"Saya mengamati aktivitasnya di medsos. Jelas sekali ia tipe pemimpin yang arogan. Bahkan dalam videonya yang viral kemarin, ia memprovokasi warga dan merendahkan peran rumah sakit. Tindakan ini jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik serta tidak mencerminkan kepemimpinan yang inklusif," tegasnya.


Beberapa contoh konkret yang sering disebutkan media dan masyarakat terkait gaya kepemimpinan Bupati Karna antara lain:


Menekan para pegawai negeri sipil: Adanya laporan bahwa Bupati Karna sering melakukan intimidasi dan tekanan terhadap para pegawai yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakannya.


Merendahkan peran rumah sakit: Pernyataan-pernyataan yang merendahkan kinerja rumah sakit dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap tenaga kesehatan dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.


Pelarangan atribut berwarna orange: Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk intoleransi dan pembatasan kebebasan berekspresi.


Muhammad Ichsan, aktivis muda penggiat literasi mengungkapkan kekhawatirannya akan kondisi politik di Situbondo. Menurutnya, sikap Bupati Karna yang maunya menang sendiri tidak bisa dijadikan rujukan bagi kaum muda yang ingin terjun di dunia politik.


“Para aktivis muda lebih suka pemimpin yang kreatif, mau mendengar dan mengutamakan dialog, serta memposisikan setara dengan siapapun. Nah, kalau dari Bupati Karna? Kita tidak mendapatkan pendidikan politik apa-apa kecuali kebiasaannya yang suka marah-marah,” pungkasnya.[]

Iklan

iklan