![]() |
| Sumber: Pribadi |
Dalam pidatonya, Oso langsung mengarahkan perhatian peserta pada situasi kemanusiaan yang menurutnya harus menjadi prioritas bersama. Ia menyebut jumlah korban luka di tiga provinsi tersebut sudah melewati angka 700 orang, sebuah kejadian yang menurutnya tidak bisa dianggap biasa.
“Tiga provinsi itu mengalami cedera sampai 700 lebih, dan ini bukan angka yang kecil. Bangsa ini sedang tidak baik-baik saja,” tegas Oso di hadapan seluruh pimpinan dan kader Hanura dari seluruh Indonesia.
Oso menjelaskan bahwa bencana yang terjadi tidak berdiri sendiri, melainkan berkelindan dengan situasi global yang sedang bergejolak. Tekanan ekonomi internasional, lanjutnya, membuat kemampuan negara dalam menangani musibah menjadi lebih berat.
“Kejadian-kejadian dunia ikut menekan ekonomi kita. Dampaknya langsung terasa ketika musibah sebesar ini terjadi. Negara harus hadir, tapi kita juga perlu memahami kompleksitas kondisi fiskal yang ada,” ujar Oso.
Ia kemudian menyinggung dorongan dari publik yang meminta pemerintah menetapkan status bencana nasional. Oso menilai desakan itu wajar, namun ia mengingatkan bahwa keputusan tersebut membawa konsekuensi besar terhadap anggaran negara.
“Menetapkan bencana nasional itu tidak sesederhana yang dibayangkan. Ada pertimbangan anggaran negara yang besar sekali, dan itu harus dihitung dengan cermat,” jelasnya.
Di tengah situasi tersebut, Oso menegaskan bahwa Hanura tidak ingin sekadar memberikan kritik atau menyampaikan simpati. Sebagai bentuk respons nyata, Oso mengumumkan bahwa partainya telah menggalang donasi sebesar Rp1,8 miliar hanya dalam waktu 18 jam. Dana itu dikumpulkan dari kader-kader Hanura di berbagai daerah.
“Ini murni gerakan kemanusiaan. Kita harus hadir untuk rakyat, bukan sekadar bicara. Hanura bergerak cepat karena rakyat di daerah terdampak menunggu uluran tangan kita,” kata Oso.
Oso menutup pidatonya dengan ajakan kepada seluruh anggota Hanura untuk tetap menjaga kepedulian dan solidaritas, terutama di tengah situasi bangsa yang menurutnya sedang menghadapi tantangan besar di banyak sektor.
(dy/daf)

