
Suaraperubahan.com / Malang – Di Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, sebuah inisiatif sederhana namun berdampak besar tengah berjalan. Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, melalui program Pengabdian Masyarakat Tematik (PMT) kelompok 54, menggelar kegiatan pembuatan lubang biopori sebagai solusi pengelolaan limbah rumah tangga yang ramah lingkungan. Jumat (18/7/2025)
Lubang biopori adalah lubang resapan vertikal yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sekitar 10–15 cm dan kedalaman mencapai 100 cm. Fungsinya ganda: mempercepat proses peresapan air ke tanah sekaligus sebagai media pengomposan alami untuk limbah organik seperti sisa makanan, sayuran, dan daun kering.
Metode ini tidak hanya membantu mengurangi tumpukan sampah organik yang sering menimbulkan bau tidak sedap, tetapi juga memperbaiki struktur tanah, sehingga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan di tingkat rumah tangga maupun desa.
Fredy, ketua kelompok PMT 54, menjelaskan tujuan kegiatan tersebut. “Kami ingin memberikan solusi sederhana yang berdampak jangka panjang bagi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Masih banyak limbah organik yang dibuang tanpa dimanfaatkan. Dengan biopori, kami ingin mengedukasi warga bahwa sampah bisa diubah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk pertanian rumahan,” ujarnya.
Nur, salah satu warga Desa Madiredo, yang yerkibat dalam kampanye ini menyambut baik program ini. “Biasanya saya membuang sampah dapur begitu saja, tapi sekarang saya tahu bisa dijadikan pupuk lewat lubang biopori ini. Sangat membantu dan bermanfaat,” ujarnya dengan antusias.
Kesadaran lingkungan yang tumbuh dari inisiatif ini diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga, terutama di daerah pedesaan seperti Madiredo.
Program pembuatan lubang biopori ini merupakan wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membangun kesadaran lingkungan sejak dari tingkat rumah tangga. Selain membantu mengelola limbah organik secara efektif, teknologi sederhana ini juga mendukung penguatan ketahanan lingkungan desa dengan cara yang mudah dan murah.
Melalui pengabdian masyarakat tematik, mahasiswa Unitri berhasil menghadirkan inovasi praktis yang berpotensi besar bagi pengelolaan limbah rumah tangga dan pelestarian lingkungan di Desa Madiredo. Lubang biopori bukan hanya solusi teknis, tetapi juga sarana edukasi yang membuka mata masyarakat akan manfaat sampah organik. Semoga langkah ini dapat menginspirasi desa lain untuk mengikuti jejak Madiredo dalam menjaga lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Lubang biopori adalah lubang resapan vertikal yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sekitar 10–15 cm dan kedalaman mencapai 100 cm. Fungsinya ganda: mempercepat proses peresapan air ke tanah sekaligus sebagai media pengomposan alami untuk limbah organik seperti sisa makanan, sayuran, dan daun kering.
Metode ini tidak hanya membantu mengurangi tumpukan sampah organik yang sering menimbulkan bau tidak sedap, tetapi juga memperbaiki struktur tanah, sehingga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan di tingkat rumah tangga maupun desa.
Fredy, ketua kelompok PMT 54, menjelaskan tujuan kegiatan tersebut. “Kami ingin memberikan solusi sederhana yang berdampak jangka panjang bagi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Masih banyak limbah organik yang dibuang tanpa dimanfaatkan. Dengan biopori, kami ingin mengedukasi warga bahwa sampah bisa diubah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk pertanian rumahan,” ujarnya.
Nur, salah satu warga Desa Madiredo, yang yerkibat dalam kampanye ini menyambut baik program ini. “Biasanya saya membuang sampah dapur begitu saja, tapi sekarang saya tahu bisa dijadikan pupuk lewat lubang biopori ini. Sangat membantu dan bermanfaat,” ujarnya dengan antusias.
Kesadaran lingkungan yang tumbuh dari inisiatif ini diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga, terutama di daerah pedesaan seperti Madiredo.
Program pembuatan lubang biopori ini merupakan wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membangun kesadaran lingkungan sejak dari tingkat rumah tangga. Selain membantu mengelola limbah organik secara efektif, teknologi sederhana ini juga mendukung penguatan ketahanan lingkungan desa dengan cara yang mudah dan murah.
Melalui pengabdian masyarakat tematik, mahasiswa Unitri berhasil menghadirkan inovasi praktis yang berpotensi besar bagi pengelolaan limbah rumah tangga dan pelestarian lingkungan di Desa Madiredo. Lubang biopori bukan hanya solusi teknis, tetapi juga sarana edukasi yang membuka mata masyarakat akan manfaat sampah organik. Semoga langkah ini dapat menginspirasi desa lain untuk mengikuti jejak Madiredo dalam menjaga lingkungan hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.