
![]() |
Sumber: Istimewa |
kabar kekhawatiran itu sampai pada Ahmad Ali saat dirinya melakukan kunjungan ke beberapa daerah salah satunya di Parigi Moutong . sejumlah masyarakat memang mengeluhkan bahwa saat ancaman bencana ada terkadang tidak terdapat pengetahuan bagaimana mitigasi dilakukan pertama.
melihat keluhan masyarakat, Ahmad Ali merespon bahwa kekhawatiran itu bukan hanya soal bencana saja tetapi dampak serius ekonomi dan kesejahteraan di lokasi terpapar bencana. Apalagi terkadang masih ditemukan jalan yang rusak dan menyulitkan BPBD.
“Masalah bencana harus dipikirkan serius, misal setiap desa harus punya lokasi penampungan dan pusat mitigasi bencana jika terjadi, ingat jangan sampai keluar dari prioritas kebencanaan yang sudah ditetapkan, jangan lupa mitigasi bencana wajib sampai ke desa-desa,” ujar Bakal Calon Gubernur itu, Senin (05/08).
Pengkajian kapasitas Provinsi Sulawesi Tengah mengacu kepada 7 (tujuh) prioritas program pengurangan risiko bencana. Setiap prioritas memiliki indikator-indikator pencapaian. Total keseluruhan indikator tersebut adalah 71 dari 7 (tujuh) prioritas, ketujuh prioritas tersebut yaitu: 1). Perkuatan Kebijakan dan Kelembagaan, 2). Pengkajian Risiko dan Perencanaan Terpadu, 3). Pengembangan Sistem Informasi, Diklat dan Logistik, 4). Penanganan Tematik Kawasan Rawan Bencana, 5). Peningkatan Efektivitas Pencegahan dan Mitigasi Bencana, 6). Perkuatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat Bencana, 7). Pengembangan Sistem Pemulihan Bencana.
Menurut Ahmad Ali mengutip data BPBD Provinsi Sulawesi Tengah telah mengalami 280 kejadian bencana dalam 20 tahun terakhir. Masing-masing bencana memberikan dampak berupa korban jiwa serta kerugian dan kerusakan. Kedepan baik provinsi maupun kabupaten/ kota harus mengantisipasi 5 aspek penting, yaitu assessment risiko, pembangunan kapasitas institusi, investasi pada pengurangan risiko, persiapan kondisi darurat dan pengalokasian dana bencana berikut pembiayaannya.
“Kita dorong juga agar inisiatif dari sebagian kecil pemda dengan menciptakan belanja asuransi untuk mengantisipasi risiko fiskal daerah akibat bencana mungkin merupakan contoh baik yang bisa diadopsi daerah lain,” terangnya.**