Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Setelah Ulang Tahun NATO

Suara Perubahan
12 Jul 2024, 12:40 WIB Last Updated 2024-07-12T05:40:25Z
iklan

NATO, PERANG, GEOLPOLITIK, RUSIA, CINA, AMERIKA
Sumber: www.nato.int
SUARAPERUBAHAN.COM, INTERNASIONAL - Bersamaan dengan masa peringatan ulang tahunnya yang ke-75, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggelar konferensi tingkat tinggi di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa-Kamis (9-11/7/2024). Para pemimpin negara anggota organisasi keamanan itu berkumpul serta membahas sejumlah tantangan terkini.


Saat didirikan pada 75 tahun lalu, NATO didesain untuk menghadapi Uni Soviet. Selama beberapa puluh tahun, NATO pun menjalankan fungsi pokoknya sebagai organisasi kerja sama militer guna menghadapi Uni Soviet dan negara-negara satelitnya yang tergabung dalam Pakta Warsawa.


Pada 1991, setelah Uni Soviet bubar, tak sedikit politisi dan akademisi menilai NATO kehilangan relevansinya sehingga akan bubar. Namun, anggota NATO malah bertambah.


Dari semula 12 negara, anggota NATO kini mencapai 32 negara. Penambahan anggota itu mencakup, antara lain, negara-negara yang dahulu bergabung dengan Pakta Warsawa, sedangkan dua anggota terakhir, Finlandia dan Swedia, pada era Perang Dingin bersikap netral. Keduanya memutuskan bergabung ke NATO setelah invasi Rusia di Ukraina terjadi pada 2022 (Tracey German & Andrew Dorman, ”NATO at 75”, International Affairs, Maret 2024).


”Operasi militer” Rusia di Ukraina merupakan tantangan utama yang akan dibahas dalam pertemuan puncak NATO di Washington. Para pemimpin negara diperkirakan akan menyetujui bantuan yang cukup signifikan bagi Ukraina.


Mengingat fungsinya sebagai organisasi militer, isu kemampuan NATO untuk menggelar kekuatan penggentar (deterrence) serta pertahanan (defence) turut dibahas. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebutkan bahwa NATO kini memiliki 500.000 tentara dengan kesiapan tinggi dan kapasitas yang telah ditingkatkan. Ada pula grup-grup tempur yang siap berperang kapan pun.


Isu penting lain yang akan dibahas dalam pertemuan puncak NATO ialah kondisi dunia di tengah kebangkitan China. Karena itu, pembicaraan NATO dengan mitra globalnya berposisi penting. Ada delapan mitra global NATO, yakni Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, Pakistan, Irak, Mongolia, dan Kolombia. Mereka tidak mungkin bergabung karena anggota NATO harus negara Eropa. Walakin, status sebagai mitra global membuat negara-negara itu dapat diikutkan dalam kerja sama reguler dengan NATO.


NATO yang dahulu ikut mengirim tentara, antara lain, ke Afghanistan dan Kosovo, kini dinilai tak lagi sekadar bertugas menjamin keamanan Eropa. Lebih luas dari itu, NATO dilihat sebagai bagian dari tatanan internasional liberal (liberal international order) sehingga bertugas ikut menjaga tatanan itu di tengah tekanan dari tatanan pesaing yang dipimpin China serta Rusia. Kerja sama dengan negara-negara di luar Eropa pun menjadi sangat penting bagi NATO di tengah dunia yang sekarang memiliki banyak tatanan (multi-order world).

Iklan

iklan